Catatan Perjalanan Seorang Oblat (21)
Ditulis oleh Pastor Antonius Sussanto, OMI Jumat, 03 Agustus 2018 00:43
Pengantar:
Pastor Antonius Sussanto, OMI, Magister Novis OMI Provinsi Indonesia sedang mengikuti workshop untuk para Magister Novis Kongregasi OMI yang bertajuk "Formation to Oblate Religious Life and Novitiate Experience", di Aix-en-Provence, Perancis, pada 10-31 Juli 2018. Pastor Sussanto, OMI membagikan pengalamannya itu lewat jurnal yang dikirimkannya dari Perancis berikut ini:
Selasa, 31 Juli 2018
Sampailah kami pada hari terakhir, saat kami merangkum seluruh rangkaian pertemuan dalam ungkapan syukur. Masih ada kesempatan buat kami semua untuk mendengarkan kisah panggilan dua penterjemah kami yang setia, mereka adalah Pastor Sakubita Like, OMI dan Pastor Hipolito Olea, OMI. Keterpisahan kedua orang tua tidak menghalangi panggilan Tuhan atas diri Pastor Like. Ia tetap diberi kesempatan dan didorong aktif dalam kegiatan Gereja. Ia terkesan dengan kata-kata St. Eugenius de Mazenod: “Jadikanlah mereka manusiawi, Kristiani dan suci”. Ia mantap menjadi Misionaris OMI. Begitu pula Pastor Hipolito yang sejak kecil sudah terbiasa bersama-sama dengan OMI di sekolah St. Eugenius. Bahkan ia sudah dilatih untuk ikut bermisi. Ia terkesan dengan kisah masa kecil Eugenius yang bertukar pakaian dengan anak penjual arang. Rupanya mengenal kisah kehidupan para kudus juga menjadi salah satu jalan membangkitkan panggilan hidup membiara dan menjadi imam.
Dan tibalah saatnya bagi kami untuk diutus melangkah meninggalkan tanah suci Oblat kembali ke tengah karya misi kami. Dalam Perayaan Ekaristi ada upacara pencucian kaki oleh Pastor Cornelius Ngoka, OMI dan penyerahan salinan Aturan Hidup Serikat yang pertama oleh Pastor Krzyzstof Zielenda, OMI. Kami diberkati dan diutus oleh Pastor Cornelius dengan menggunakan salib Oblat Pastor Leo, Magister Novis yang paling senior di antara kami. Pesannya supaya kami setia menjalankan perutusan sampai kapan pun seperti Pastor Leo. Apalagi SK Magister Novis tidak ada batas waktu berlakunya. Dengan sukacita kami menyambut tugas perutusan ini.
Secara pribadi saya merasa bahwa pertemuan ini menjadi saat perjumpaan, saat saling belajar dan saat pembaruan diri. Sebanyak 16 Magister Novis OMI dari seluruh dunia berkumpul, berbagi dan berdinamika bersama, menumbuhkan semangat hidup sebagai keluarga besar Oblat. Lewat konferensi dan seminar, pengetahuan kami diperkaya dan diperdalam. Melalui Ekaristi, doa, refleksi, rekoleksi dan ziarah kami disegarkan dan diperbarui.
Terima kasih Pastor Jenderal dan Anggota Dewan Pusat yang telah menganimasi panggilan dan perutusan kami. Terima kasih pula kepada Komunitas CIEM yang telah mengakomodir segala sesuatu sehingga acara berjalan lancar. Terima kasih kepada Pastor Provinsial dan Dewan Provinsi serta rekan-rekan Oblat semuanya yang telah mendukung kegiatan ini dengan cara masing-masing. Terima kasih kepada Bapak-Ibu, Kaum Muda, para Novis dan Pranovis, Saudara-Saudari semuanya yang telah menyemangati dengan berbagai macam hal. Syukur kepada Yang Maha esa atas panggilan dan perutusan yang dipercayakan kepada kami. Terima kasih kepada Bapa Pendiri yang telah menunjukkan contoh bagaimana mencintai Tuhan, Gereja dan orang miskin.
Dengan gembira dan semangat baru kami bertolak dari tanah suci OMI kembali ke tengah komunitas misi kami. Rekan-rekan Magister Novis OMI, kita saling mendoakan. Selamat berkarya.
(Penulis & Foto: Pastor Antonius Sussanto, OMI)
Sharing pengalaman panggilan Pastor Hipolito Olea, OMI
Merangkum hasil pertemuan dalam suasana akrab penuh persaudaraan
Pastor Cornelius Ngoka, OMI memegang Salib OMI milik Pastor Leo de Visscher, OMI
Upacara Pencucian Kaki oleh Pastor Cornelius Ngoka, OMI
Penyerahan salinan Aturan Hidup Serikat yang pertama oleh Pastor Kryzsztof Zielenda, OMI
Para Magister Novis OMI dari seluruh dunia yang mengikuti workshop berfoto bersama
Saatnya kembali ke tempat karya misi kami masing-masing
Artikel
Eugenius de Mazenod
Kemampuannya dalam pewartaan injil dan bakat kepemimpinannya dalam mengarahkan berbagai Misi merupakan tanda-tanda lahir hidup batin yang menjadikan Eugene de Mazenod sebagai penjala manusia.