HATI SELUAS DUNIA (3) - Revolusi Perancis
Ditulis oleh Pastor Henricus Asodo, OMI Kamis, 19 May 2016 20:29
Pada tahun 1789, saat St. Eugenius berusia 6 tahun, terjadi krisis nasional. Musim dingin yang sangat dingin, jumlah pengangguran yang terus meningkat memicu kemarahan rakyat yang berakhir pada pecahnya Revolusi Perancis.
Keluarga de Mazenod terpaksa mengungsi dari satu tempat ke tempat lainnya selama tahun 1791-1802. Dari utara ke selatan Italia, pertama ke Nice (Juni 1791), dilanjutkan ke Turin (Mei 1794), lalu ke Venice (November 1797), Naples (Januari 1799) dan Palermo (Mei 1802).
“Aku meninggalkan Aix bersama pamanku pada 20 April 1791 dan tiba di Nice pada 23 April, bertepatan dengan Sabtu Suci. Pasti ada ketakutan besar atas ancaman jiwa anak-anak bangsawan, maka ibuku tidak keberatan aku melakukan perjalanan ini. Meski aku sendiri sering jatuh sakit dan merasa sangat lelah. Kedua kakek dan nenek, paman imamku, seluruh keluargaku tidak berkeberatan untuk pencabutan kuasa jabatan ayahku. Aku belum lagi genap berusia 9 tahun. Yang aku dapat lakukan hanyalah menyimpan segalanya sebagai rahasia, sama seperti yang dilakukan oleh orang dewasa. Aku diperintahkan demikian, dan aku mentaatinya.”
(Penulis: Pastor Henricus Asodo, OMI, dari presentasi slide animasi Bapa Pendiri OMI "St. Eugenius de Mazenod", Aix-en-Provence, Perancis)
Artikel
Eugenius de Mazenod
Kemampuannya dalam pewartaan injil dan bakat kepemimpinannya dalam mengarahkan berbagai Misi merupakan tanda-tanda lahir hidup batin yang menjadikan Eugene de Mazenod sebagai penjala manusia.